Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan
tetapi kata ini
adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran
(Echols dan Shadily, 2000 : 220).
Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan” (Yunanda : 2009).
Pengertian Evaluasi menurut para ahli:
·
Menurut Stufflebeam dalam Lababa (2008),
evaluasi adalah “the process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
merumuskan suatu alternatif keputusan. Masih dalam Lababa (2008),
·
Worthen dan Sanders mendefenisikan “evaluasi sebagai usaha mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga
tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta
alternatif prosedur tertentu”.
·
Tague-Sutclife
(1996 : 1-3), mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of
determining the extent to which instructional objective are achieved by
pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
·
Menurut Djaali dan Pudji (2008 : 1),
evaluasi dapat juga diartikan sebagai “proses menilai sesuatu berdasarkan
kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan
pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi”.
Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa
ahli di atas, dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi
merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana
keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat
dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam
keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi.
B.Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti
mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi.
Menurut Arikunto (2002 : 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada
program secara keseluruhan, sedangkan tujuan
khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
Menurut
Crawford (2000 ; 30), tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah :
1. Untuk
mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam
kegiatan.
2. Untuk
memberikan objektivitas pengamatan terhadap
prilaku hasil.
3. Untuk
mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.
4. untuk
memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.
Pada
dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan Pertimbangan
untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.
C. Prinsip-Prinsip
Evaluasi
Terdapat beberapan prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
evaluasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Keterpaduan
Evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional
pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran, serta evaluasi merupakan
tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu perencanaan
evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga
dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan intruksional dan materi
pengajaran yang hendak disajikan.
2.
Keterlibatan peserta didik ( siswa )
Prinsip ini berkaitan dengan metode belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif
) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena keterlibatan peserta
didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak, untuk mengetahui
sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajr mengajar yang dijalaninya
secara aktif. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi
kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar
mengajar.
3.
Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi
pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak
diukur. Tidak dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau
evaluasi pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Demikian pula tidak diterima apabila alat evaluasi
berisi butir yang tidak berkaitan dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.
4.
Pedagogis
Sebgai alat penilai hasil belajar. Di samping itu Perlu adanya tool penilai
dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada
akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
5.
Akuntabel
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran maka evaluasi haruslah menjadi
alat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan
seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
D. Standar
Evaluasi
Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat
dilihat dari tiga aspek utama (Umar,
2002 : 40), yaitu;
a.
Utility (manfaat)
Hasil evaluasi hendaknya
bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang
berjalan.
b.
Accuracy (akurat)
Informasi atas hasil
evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.
c.
Feasibility(layak)
Hendaknya proses
evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.
E.Model Evaluasi
Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam melakukan evaluasi (Umar, 2002
: 41-42), yaitu :
·
Sistem assessment
Yaitu evaluasi yang
memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem. Evaluasi dengan
menggunakan model ini dapat menghasilkan informasi mengenai posisi terakhir
dari sauatu elemen program yang tengah diselesaikan.
·
Program planning
Yaitu evalusi yang
membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan
berhasil memenuhi kebutuhannya.
·
Program implementation
Yaitu evaluasi yang
menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok
tertentu yang tepat seperti yang telah direncanakan.
·
Program Improvement
Yaitu evaluasi orang
memberikan informasi tentang bagaimana
program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisispasi
masalahmasalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.
·
Program Certification
Yaitu evaluasi yang memberikan informasi
mengenai nilai atau manfaat program.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat beberapa perbedaan antara model-model evaluasi, tetapi secara umum model-model
tersebut memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek yang
dievaluasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan.
F. Teknik
Evaluasi
Secara garis besar, Teknik evaluasi
digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes
1. Teknik non tes
meliputi
a. Rating scale atau
skala bertingkat
Menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angka diberikan secara
bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka
tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap
angka yang lain.
b. Kuesioner
Adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi
yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan
kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab
langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak
langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan
mengetahui si penjawab. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka
kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner
tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si
penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia
anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si
penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai
dengan apa yang ia ketahui.
c. Daftar cocok
Adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan
jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√)
pada awaban yang ia anggap sesuai.
d. Wawancara,
Suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2
kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden)
diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia
diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara
terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih
dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang
diperlukan saja.
e. Pengamatan atau
observasi,
Adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara
sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya.
f. Riwayat hidup,
Evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai
objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2. Teknik tes.
Dalam evaluasi
pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga kelemahan tersebut dapat memberikan
perlakuan yang tepat.
b. Tes formatif,
evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa tekah
terbentuk setelah mengikuti program tertentu.dalam kedudukannya seperti ini tes
dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhirnya pelajaran evaluasi
formatif atau tes formatif diberikan pada setiap akhir program.
c. Tes sumatif,
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya
pemberian kelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam
pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian,
sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya
dilaksanakan pada setiap akhir semester.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar